Full width home advertisement

Post Page Advertisement [Top]

"/>


Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, berpidato di depan para pemimpin partainya di Ankara, Jum’at (31/1). Erdogan berang terhadap sejumlah negara Arab yang bungkam dengan “Rencana Perdamaian” Palestina-Israel yang digagas Presiden AS, Donald Trump.
Erdogan menyatakan penolakannya terhadap “Rencana Perdamaian” atau yang dikenal sebagai “Kesepakatan Abad Ini.” Dia menganggap bahwa “al-Quds adalah garis merah,’ siapa saja yang menganggunya akan kami hancurkan.”
“Saya sedih ketika melihat posisi negara-negara Islam, terutama Arab Saudi, di mana tidak ada pernyataan dikeluarkan untuk menolak ‘kesepakatan abad ini.’ Kapan kita akan mendengar suara Anda?” Kecam Erdogan.
Retorikanya dilanjutkan dengan curahan hati terhadap Al-Quds (Yerussalem). Dia menganggap bahwa kota tersebut adalah simbol perdamaian, jika jatuh ke tangan Israel, maka Ka’bah selanjutnya dan seluruh dunia harus ikut bertanggung jawab.
Respon dari SaudiMenanggapi serangan Erdogan, salah seorang pangeran Kerajaan Arab Saudi yang aktif di Twitter, Abdurrahman bin Musa’id, membalasnya:
“Setahun yang lalu, Anda yang pertama kali mengancam Israel saat Trump mengumumkan pemindahan ibu kota Israel ke al-Quds…. Ini adalah pernyataan Ankara persis dengan statemen Anda sekarang… Tetapi, tidak terjadi apapun padahal Anda telah bertekad melakukannya (ancaman tersebut).”


نفذ أولّا ما هددت بتنفيذه تجاه اسرائيل حين أعلن ترامب قبل عام وأكثر نقل السفارة للقدس..كان هذا في تصريح عنتري كتصريحك الآن ..ولكن لم يحدث شيء مما زعمت أنك ستقوم به .. https://twitter.com/AJABreaking/status/1223167220102156288 

2.427 orang memperbincangkan tentang ini

Abdurahman juga memposting sifat hipokrit Erdogan, dengan menunjukkan kemesraannya dengan Israel.


Di jagad Twitter, tidak sedikit netizen Saudi menanggapinya dengan membuka arsip cuitan Erdogan yang membuktikan kepalsuan kata-katanya.
Di antaranya akun Nahlah yang mengungkap twit 2013 lalu. Isinya ancaman Erdogan terhadap Presiden Suriah, Bashar Asad, yang bersumpah membayar mahal karena telah membantai 100 ribu orang. Tetapi sampai hari ini, Turki tidak berbuat apa-apa terhadap Bashar Asad.


Jurnalis Abdullah Al-Harbiy Menguliti ErdoganSerangan Erdogan juga direspon oleh seorang jurnalis Abdullah Al-Harbiy, jurnalis Al-Ikhbariya. Dia membuat potongan video yang menjawab tuntas tudingan presiden Turki tersebut dengan dokumentasi film.
Tontong videonya di bawah ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate

Bottom Ad [Post Page]

"/>
| Designed by Colorlib